Sugeng Rawuh


free counter

Jumat, 02 Oktober 2009

MEREM MELEK

Papilon:
Kenapa ya orang menggambarkan sesuatu yang "keenakan" itu dengan istilah "merem melek". Kok bukan melek merem?

Papi Iss:
Lah sama dengan pertanyaan pulang pergi. Wong belum pergi kok pulang dulu baru pergi Lah kapan pulangnya?

Lain dong sama mrana mrene Ke sana dulu baru ke sini. Atau munggah mudun, Munggah dulu baru mudun.

Untuk merem melek sama saja. Kalau dari posisi melek, ya merem dulu baru melek sambil aaaahhhh.

Papilon:
Kalo mlebu metu? Mosok dari posisi metu dulu baru mlebu?! Angel Pi, angel... (Mosok durung mlebu kok wis metu). He he...

Papi RH:
Tentu saja nggak melek merem! Kenapa? Kan semua orang itu ada dalam keadaan melek lebih dulu ketika mengalami sesuatu yang amat lekker, amat nikmat. Baru setelah mengalami yang nggandem itu orang merem.

Karena ragu-ragu, apakah ini benar apa hanya khayalan, maka dia melek lagi, setelah pasti ini bukan mimpi maka merem lagi.' Gitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar