Sugeng Rawuh


free counter

Kamis, 01 Oktober 2009

Sujud, pengamen tak tung tak tung duuut


Lelaki berperawakan kecil, usia paruh baya sepantaran saya itu selalu menjalani harinya dengan riang gembira. Dengan kendang menggantung di bahu, dia melangkah pasti, sambil menyapa siapa saja yang berpapasan dengannya. Senyumnya lebar….

Pengamen jalanan sejati, itulah salah satu sebutan bagi Sujud, begitu namanya disebut, yang dengan setia sejak 40 tahun lalu menyusuri jalanan kota Jogja. Namun demikian dia menolak disebut sebagai pengamen. Sujud cenderung lebih suka menganggap dirinya sebagai "PPRT" alias "Pemungut Pajak Rumah Tangga". Hal ini karena biasanya dia akan mendatangi satu rumah ke rumah lain untuk bernyanyi dan berharap kebaikan dari penghuni rumah. Bagi penghuni rumah yang ia datangi, bakat besar yang dimiliki Sujud adalah sebuah pertunjukan yang menghibur daripada sesuatu yang mengganggu. Kendang dan jemarinya, seperti merupakan pasangan padu, yang bila saling beradu, menghasilkan bunyi nan merdu. Sujud memang piawai mengendang. Sembari menabuh kendang, dia pun bernyanyi.

Kesetiaannya pada profesi penabuh kendang, telah mendatangkan banyak penghargaan dan predikat baginya. Pengamen jalanan sejati dan pengamen agung Indonesia, adalah beberapa diantaranya. Belasan piagam dan piala penghargaan, berjejalan di mengisi ruang tamu rumah kontrakannya. di Kampung Notoyudan, Jogja.

Saya masih ingat betul, bagaimana dulu saya sering barter dengannya. Sujud saya pinjami sepeda dan saya pinjam…, kendangnya. Dan kita pun sama2 girang, ketawa ketiwi haha hihi.

Keteplak ketepluk, tak tung tak tung duuut, begitu suara kendangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar