Sugeng Rawuh


free counter

Kamis, 01 Oktober 2009

Nama Tambahan dari Sri Sultan


Para pejabat di Jogja pada masa silam sering diberi nama baru atau nama tambahan dari Sri Sultan (asma paringan Dalem). Tujuannya adalah, pertama, memberi ciri khas sesuai bidang pekerjaan yang diembannya. Kedua, menambah kewibawaan dan kehormatan pada yang bersangkutan. Ketiga, menanamkan rasa tanggungjawab yang besar dan kesetiaan kerja yang besar. Contoh nama baru yang memberi ciri pekerjaan adalah sebagai berikut.

Seorang yang bernama, sebut saja, ”Sarijo”, setelah bekerja di lingkungan Wiyotoprojo (bidang pendidikan) sebagai seorang guru maka mendapat nama baru menjadi ”Dwijo Sarijo”. Sementara itu, ”Marijo” yang bekerja di bidang perpajakan akan diberi nama baru ”Marijo Hartono”.

Setiap bidang spesialisasi kerja mempunyai nama baru atau nama tambahan sendiri-sendiri, misalnya ”Danu” (peternakan, kehewanan), ”Tani” (pertanian), ”Karti” (pekerjaan umum), ”Harjoso” (sosial), ”Husodo” (kesehatan), ”Praja” (pemerintahan), ”Tondho” (dinas pasar), ”Sastro” (sekretaris), dan ”Tirto” (pengairan).

Gitu deh…

(Nah, Pak Paijo digambar ini adalah seorang tukang angon bebek, dan dia tidak senang dijuluki "sontoloyo". Dia lagi nyari2 nama apa ya yang kiranya cocok).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar