Sugeng Rawuh


free counter

Jumat, 02 Oktober 2009

Miss Universe

Papi RH:
Kalau kita membaca Kompas, dan percaya bahwa Miss Indonesia sampai saat terakhir menduduki posisi tertinggi, maka kita akan jadi heran, lho, kok Ratu Indonesia ini bahkan tidak termasuk 15 besar? Gimana nih?

Lepas dari soal apakah pemilihan orang tercantik di seluruh dunia itu memiliki harkat positif atau tidak, ada beberapa hal yang patut saya catat:

1) Pemilihan ini adalah usaha seorang businessman (Donald Trump), jadi pertimbangannya adalah pertimbangan business, pemenang adalah pengambil manfaat daripada penyeponsoran berbagai kegiatan bisnis.
2) Pemilihan ini 100% jatuh di tangan dewan wasit, jadi betapapun banyaknya para pendukung, semua itu tidak ada gunanya.
3) Kulihat sendiri pada www.missuniverse.com bahwa pendukung Zivanna Letisha Siregar adalah paling banyak, tetapi ketika kutengok semua (mendekati 100 %!) pemberi suara polling itu adalah orang Indonesia, yang mengira mereka bisa memajukan calon mereka dengan sekedar memberikan suara.
4) Di Oz sendiri orang amat sadar, bahwa menang kalahnya Rachel Finch (yang berakhir dengan nomor 4) bukanlah soal amat penting, paling-paling mereka tahu bahwa kalau Rachel menang dia akan mendapat rejeki banyak, misalnya rejeki yang membimbing dia menjadi super model.

Seperti saya katakan, saya tidak dapat menilai kecantikan para kontestan bila hanya melihat foto mereka, atau pendapat para wasit. Saya harus mengenai mereka satu per satu, he he he ...

Papilon:
IMHO, kita memiliki dua cara pandang untuk melihat soal pemilihan ratu sejagat itu. Kalau dipandang dari sisi karya ciptaan Tuhan (dan art), semua manusia itu indah adanya, dan tidak patutlah dipertandingkan. Yang Jawa juga keren, yang Negro juga cakep, yang Tionghoa juga cantik dsb.

Tapi kalau dilihat dari sisi "duniawi", memang kenyataannya ada sebagian orang yang ingin memamerkan wajahnya yang rupawan, rambutnya yang bak mayang terurai, dadanya yang bak kelapa genjah, betisnya yang mbunting padi dsb. Mumpung masih muda, begitu alasannya, karena sebentar tahun lagi semuanya itu, termasuk yang "genjah" itu bakal sirna...

Jadi ajang kontes semacam itu pasti ada saja peminatnya, ada saja yang berminat ikut serta, yaitu sosok2 yang pengin pamer itu.

Selain ada peminat, ternyata ada juga para "penikmat", yaitu kita2 yang "setengah seeer" atau sekedar terkagum kagum kala melihat kepintaran ataupun kala melihat para kontestan "beraksi", dengan bikini berjalan berlenggak lenggok bagai "macan luwe", sembari senyum kanan senyum kiri...

Klop sudah, dan acara kontes kecantikan itu bisa berlangsung lantaran ada sponsor yang berkepentingan memasarkan aneka produk, kosmetik, busana dll, ada peserta yang berkepentingan untuk "pamer" dan ada "penikmat" yang berkepentingan untuk..., nikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar