Sugeng Rawuh


free counter

Rabu, 30 September 2009

Arti hidup

Papi Iss:
Banyak orang memberi teori ini dan itu mengenai apakah hidup ini.
Maka papi iss juga mau kasih pengertian mengenai apakah hidup itu:

Saat aku kecil, aku berlari kesana kemari
mengejar kupu-kupu dan serangga lain.
Saat aku beranjak besar, aku berlari-lari mengejar bola untuk ditendang pergi.
Saat aku beranjak tua, aku masih berlari lari tapi sekarang lari di tempat di treadmill untuk menjaga kesehatan.
Saat aku jompo, pasti aku tidak bisa lari lagi.
Jadi hidup itu adalah lari lari.
Tidak bisa lari ya berarti mati.

Papi RH:
Pertanyaan anda tidak hanya sulit dijawab, tetapi bahkan tidak dapat ditanyakan, alias tidak berguna. Pertanyaan itu senada dengan: bernafas itu apa, makan itu apa, tidur itu apa (?). Kenapa mati dinamakan istirahat?
Orang sudah memecah pertanyaan itu menjadi beberapa jurusan pertanyaan:
1) Dari segi apa? (biologis, filsafat, agama, ekonomi?)
2) Dari tujuan apa? (untuk diapakan hidup ini?)

Bahkan setelah dipecah-pecah, orang masih bertengkar mengenai jawabannya. Pertanyaan itu sama dengan: apakah Allah ada? Apakah hidup di akhirat itu ada? Apakah hidup ini adil? dsb. Maka, selamat mengejar arti hidup.

(Seorang teman / kolega perempuan asal India berkata: Kita tidak musti mencari arti hidup, kita musti memberi arti hidup kepada diri kita masing-masing. Saya rasa ini ada kebijakannya).

Papi Iss:
Begini papi, namanya saja payrus, jadi tidak usah serius.
Kalau pertanyaan apa arti hidup ditanggapi serius, ya memang pertanyaannya saja bisa dipertanyakan. Apa arti hidup? Lho kamu kok tanya itu ada mangsud apa to?

Ya to orang tanya ditanya maksud bertanya itu apa. Jadi Pi kagak usah serius kok.

Waktu kecil kita jungkir balikkan siang jadi malam dengan bobok sepanjang hari, malam jadi waktu sibuk. Waktu remaja kita dijungkirbalikkan waktu bermain jadi waktu belajar dan waktu belajar kita main-main. Waktu Dewasa kita jungkir balik cari kerja kesana kemari penuh penolakan, dan setelah dapat kita jungkir balik bekerja memenuhi target penjualan. Setelah Menikah kita jungkir balik dari Branch manager kepala cabang menjadi pembantu, bayi jadi tuan yang tyrani, yang tidak kenal kompromi segala perintah harus in promptu, dan sekaligus jungkir balik merayu istri agar tetap mau berkorban.
Setelah tua kita jungkir balik yoga agar sehat.
Ketika kita mati semua orang sekitar kita jungkir balik karena kehilangan kacung besar seperti aku.

What is life? Hidup ini adalah JUNGKIR BALIK.

Kalau hidup kita sudah tidak ada gunanya (tidak dapat makan minum, berak, bermain dan menikmati sekedar faset kehidupan) maka hidup tidak hanya jungkir balik, tapi sudah game, set dan match, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar