Sugeng Rawuh


free counter

Rabu, 30 September 2009

Feodalisme …, harus enyah

Masyarakat Indonesia kini masih hidup dalam iklim feodalisme yang kuat, Orang kaya dan penguasa mendapat fasilitas lebih, sementara yang miskin dan lemah tidak mendapat apapun.

Dan meskipun ada pernyataan tegas bahwa setiap warga negara setara di hadapan hukum, namun pernyataan itu tidak pernah menjadi kenyatan. Slogan kesetaraan di hadapan hukum itu…, gombal.

Turunan priyayi ataupun “darah biru” masih merasa lebih tinggi statusnya ketimbang orang lain. Pejabat masih merasa juga sebagai “raja jalanan”, sehingga ketika dia akan lewat, warga biasa harus mengalah. Ini sekedar contoh kecil dari masih adanya kultur feodalisme.

Feodalisme ekonomi juga masih terjadi. Uang bisa membuat seseorang mendapatkan keistimewaan. Hak asasi seseorang hanya bisa terpenuhi manakala dia memiliki daya beli tinggi. Sementara orang yang tidak punya uang, dinilai tidak layak mendapatkan hak2 dasar.

Jika masyarakat Indonesia masih hidup di alam feodalisme seperti itu, bisa dipastikan cita2 menegakkan demokrasi tidak akan pernah terwujud. Oleh karenanya agar demokrasi, agar kesetaraan dimata hukum bagi seluruh warga negara dapat menjadi kenyataan, feodalisme dalam segala bentuknya harus dimusnahkan, harus dienyahkan.

Ya, feodalisme harus dienyahkan karena dialah sesungguhnya biang kerok perilaku diskriminasi, penindasan dan korupsi, yang selama ini marak terjadi dan yang merupakan musuh besar demokrasi.

Ah, ngomong sih gampang. Tapi cara memusnahkan feodalisme yang seharusnya sudah jadul itu bagaimana?

Piye Jal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar