Sugeng Rawuh


free counter

Rabu, 30 September 2009

Keraton Bangun Pabrik Rokok..., pemanfaatan?

Papilon:
Dengan alasan untuk menyerap tenaga kerja, khususnya di kalangan masyarakat kurang mampu di wilayah Yogyakarta, para putri Keraton Yogyakarta beberapa waktu lalu mendirikan pabrik rokok sigaret keretek tangan yang diberi nama Kraton Dalem.

Produk rokok ini dikelola oleh PT Yogyakarta Tembakau Indonesia (YTI) yang didirikan oleh putri-putri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Bertindak sebagai Direktur PT YTI adalah Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, putri tertua HB X. Sementara Gusti Raden Ayu (GRAy) Nurmagupita Suryokusumo, putri kedua HB X sebagai Brand Manager sigaret Kraton Dalem. Dalam usaha ini PT YTI bekerja sama dengan PT HM Sampoerna Tbk. Produk rokok ini untuk melayani masyarakat Yogyakarta, Solo, dan Magelang.

GRAy Normagupita Suryokusumo dalam jumpa pers menyatakan, sigaret ini dibuat secara manual atau lintingan tangan. Ini merupakan bentuk padat karya yang amat menolong masyarakat yang kurang mampu. "Dalam menentukan pekerja pelintingan, kami benar-benar mencari tenaga-tenaga yang perlu ditolong. Kami memperoleh data dari desa-desa mengenai masyarakat yang kurang mampu."

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai pilihan Keraton Yogyakarta memproduksi rokok yang tampaknya tidak sejalan dengan pencanangan Yogyakarta sehat tahun 2010, Nurmagupita menyatakan, merokok dan tidak merokok adalah pilihan. "Dan juga sasaran kami adalah usia 30-40 tahun yang benar-benar telah dewasa untuk menentukan pilihan," tegasnya.

Demikian juga ketika menjawab pertanyaan tentang pemberian nama rokok Kraton Dalem, apakah tidak semacam dekarismatisasi keberadaan keraton sekarang, Nurmagupita menyatakan, "Pemberian nama itu melalui semacam polling kepada masyarakat, dan kebanyakan setuju dengan nama itu. Kami tidak akan mengambil kesempatan di balik keberadaan Keraton Yogyakarta. Orang luar juga banyak yang menggunakan nama keraton, misalnya bakso keraton dan sebagainya," tegasnya.
(Sumber: Kompas)

Kalau saya bilang itu sih..., pemanfaatan. Menggunakan "kebesaran keraton" untuk nyari uang.

Piye Jal?

Papi RH:
Pemanfaatan tentu saja, apalagi alasan yang dapat dicari kalau bukan itu? Ingin mencolong mereka yang kurang mampu? Ada jalan yang lebih ethis daripada mengekspoitasi gengsi dan menggunakan perkeratonan (tapi maklum, orang Yogya adalah orang feodal, mereka tidak ingin merdeka, menurut pembacaan saya ada gejala sosial/politik bahwa lebih banyak orang Yogya suka diperintah oleh Sultan daripada oleh wakil yang dapat mereka pilih).
Tapi ya baru sekian itulah kemampuan demokrasi orang kita ...

Papi Iss:
Yah bener Pi, kurang kreatif deh, coba Kraton Dalem itu dimanfaatkan dalam bentuk BATIK, Pakaian Batik, Assesories wanita, atau pernak pernik yang indah indah diberi merk Donna Karan eh Kraton Dalem, kan ya bisa to kayak merk terkenal itu dan beken sampai manca negara?
Hai ini lho baru ngetrend: tas Kraton Dalem.
Ini sandal Kraton Dalem
Ini sepatu Kraton Dalem.
wis to semuanya hand made deh.


Papilon:
Sip sip siiip. Setuju Pi. Batik Tulis Kraton Dalem..., terdengarnya sangat keren.

Mungkin kalau papi Iss yang jadi sultan, hal itu bisa terwujud. Dan nama papi Iss akan lebih panjang dan punya arti: Ingkang Sinuhun Sultan Suhendra (ISSS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar