Sugeng Rawuh


free counter

Rabu, 30 September 2009

BAHASA TUBUH

Papi Iss:
Kemarin di METRO TV, Bp. Mario Teguh mengajari kita tentang berbohong.
Orang yang kita temui itu bohongnya ada 70% sedangkan yang 30% yang bener.
Bagaimana tahu kalau orang berbohong?

Ternyata Bahasa Tubuh adalah salah satu untuk mengetahui ketika seseorang mau menutupi suatu kebenaran yang dia sembunyikan. Di antaranya yang paling kelihatan adalah mata sang jendela hati.

Diuji coba seorang audience diminta maju dan diajukan kepadanya beberapa pertanyaan.
Sebelumnya yang lain sudah diberi tahu bagaimana reaksi mata bila sedang menjawab pertanyaan. Ketika pertanyaan diajukan audience yang lain tertawa ketika melihat gerakan mata yang ditanya, karena gerakan mata itu persis seperti apa yang dituturkan atau diprediksi oleh Bp. Mario Teguh.

Matanya akan melirik ke kiri ke kanan ke tengah etc. yang semuanya mengandung arti bahasa tubuh.

Bila seseorang sedang merasa diuji, maka tubuhnya akan frozen, akan kaku, formil dan kelihatan kalau takut salah. Bila seseorang harus menutupi sesuatu kedipan matanya yang melubrikasi mata itu berkedip lebih cepat dari yang perlu untuk tujuan lubrikasi.
Dst dst.

Maka dari itu sering kali orang akan menutup dahi sekaligus mata bila sedang terdesak mengungkapkan kebenaran.

Agaknya menarik juga mempelajari bahasa tubuh ini ya?


Papi RH:
Ya, bahasa tubuh atau body language, memang meliputi seluruh ke-ada-an kita sebagai manusia. Kalau kita takut, tubuh kita, tanpa bisa dikendalikan, akan menyatakan ke-ada-annya secara jujur dan bebas tak terkendali, misalnya deg-degan, ndredeg, mrinding, bulu kuduk berdiri, siap-siap lari dsb - dan ini semua bisa dibaca oleh orang lain.
Demikian juga kalau kita gembira, kita (di antara ABG di Oz) akan mengacungkan tangan terkepal kita ke atas, atau meloncat tinggi, semua secara spontan.

Kalau kita suka sama seseorang lain (jenis kelamin lain) tanpa amat disadari kita akan tersenyum, me-manggak-ake (monggo, monggo) dan dengan gerak-gerik lain, misalnya membenahkan dasi, jas atau sabuk, dsb. Kalau kita tidak suka tubuh kita juga berpaling, sedakep, tidak nggape etc. Terutama tangan dan mata kita bisa dibaca dengan mudah. Tidak menatap berarti tidak jujur atau tidak "tanggap". Tangan menuding berarti "awas", dsb. Bibir bergetar berarti geram . Tubuh adalah pengekspresi diri kita.

Bahasa yang lebih ter-refleksi dan teratur adalah cermin pembentukan atau pendidikan jiwa.

Tetapi ada naluri primer atau alamiah yang mengendalikan pernyataan perasaan kita dalam gerakan tubuh yang kita miliki.

Sementara gerakan ini ditentukan juga oleh lingkungan kebudayaan, tidak menatap mata dalam kebudayaan Afrika tidak berarti "selingkuh", mereka tidak biasa memandang orang dengan menatap mata, karena ini justru berarti kehilangan konsentrasi berfikir.
Ini pulalah bagusnya (atau celanya) komunikasi maya dengan internet, anda tidak bisa melihat apa yang diucapkan oleh tubuh ku di saat ini!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar