Sugeng Rawuh


free counter

Selasa, 22 September 2009

DUREN MONTHONG

Papilon:
Dibanding duren lokal, duren monthong memang lebih montok, dagingnya tebal sementara bijinya tipis. Ditanggung kalau sudah nglamut..., merem melek deh kita. Aromanya harum dan rasanya..., gimana gitu! Ada rasa manisnya, ada pahitnya en ada sedikit beralkohol. Tak heran kalau duren kemudian memperoleh gelar si raja buah.

Dan saat ini rupanya sedang musim duren. Di pasar, di super market, juga di pinggir jalan banyak duren monthong dijajakan. Dijual secara kiloan. Satu buah rata2 beratnya 3 kilo. Harga per kilo antara Rp. 15 ribu hingga Rp. 20 ribu. Kata penjualnya duren monthong ini made in Thailand. Lho.., kok Thailand?

Ya, Thailand sangat bersemangat mengembangkan dan membudidayakan aneka buah2an. Jauh lebih giat dibandingkan Indonesia tempat asal buah2an tersebut. Buah itu tidak sekedar ditanam tapi juga ditingkatkan mutunya. Bibitnya dikawinkan silang menyilang sampai akhirnya diperoleh anak2 buah yang prima, lebih besar, warnanya lebih menarik, rasanya lebih mak nyuss dsb. Contohnya buah apel, melon, semangka (tanpa biji), pepaya-mangga-pisang-jambu, kelengkeng duren delele. Buah berkualitas prima made in Thailand tersebut kemudian dipasarkan ke seluruh dunia. Dan manusia seluruh bumipun asyik klomat klamut menikmati. (Monyet dan kampret cukup menyantap buah lokal..., he he...).

Tapi ada juga lho orang yang tidak doyan duren. Bahkan terhadap baunya saja sudah antipati. Sampai2 duren dilarang ikut naik angkutan umum, pesawat, bis dsb. Mengapa begitu? Entahlah. Mungkin untuk menghindari jangan sampai para penumpang lain pada ngiler pengin duren monthong nan montok.

Piye jal?


Iss:
Sebenarnya aku suka duren, sayang seribu sayang aku punya hipertensi. Jadi apa boleh dikata, walaupun durennya monthong ataupun durennya montok, aku tetap saja tidak bisa mencumbunya. Susah deh. padahal di kotaku ada es puter Conglik. Ini warung kecil yang amat beken karena ada es puter duren. durennya asli lho. Jadi kalau pesan es pasti deh ada dua pongge asli di situ, eh maksudku kalau sudah dimakan kelihatan dua pongge.

Tapi ya itu, aku cuma bisa gigit bibir saja, Sayang ya. duren enak enak gitu kok dipantang. Kenapa sih kok pakai hipertensi segala dan duren termasuk salah satu pantangannya?

Aku sih belum bikin penelitian jadi ya nurut saja kata orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar