Sugeng Rawuh


free counter

Selasa, 22 September 2009

SENDOK POROK

Papilon:
Di rumah, nggak urusan orang mau bilang apa, saya lebih suka makan bukan menggunakan sendok en porok ataupun sumpit, tapi pakai..., jari tangan!
Kalau udah gitu, wih..., rasanya asyik lho.

Piye Jal?


RH:
Pilon, lha kalo makan sop gimana?
Nasi dengan sayur lodeh yang cukup banyak kuahnya pun sulit dimakan, kalo pakai jari tangan belaka! Cairan nelusup di antara jari-jari dan tak termakan!
Sebenarnya teknik makan yang asli memang dengan pemberian alam, dengan tangan.

Tetapi ada beberapa hambatan sulit kalo nekad mau menggunakan tangan:
1) makanannya encer: bubur, sop, jangan bening dsb
2) makanannya terlalu panas dan sulit diperkecil (disuwiri)
3) sedang makan tiba-tiba ditelpon, wah telponnya jemek dan kloprot dong!
4) makanan pedes dan dingin juga agak sulit dipegang.

Ternyata ada teknik yang cocok, orang Cina dan Asia Timur menggunakan chopstick, atau supit (tetak?). Seorang teman saya asli dari Slovenia (Eropa tengah) nyeletuk, katanya orang Cina itu pintar, mereka menemukan kertas, ilmu mencetak, dsb, dsb tetapi kok tidak berhasil menemukan alat sedeerhana seperti garpu / porok ya!

Belum lagi ada cara makan yang amat canggih. alat makan bukan saja sendok dan porok, tetapi dua macam pisau (utk daging dan manisan), dua porok (daging dan manisan), dua sendok (utk soup dan poding), sendok kecil untuk mengaduk gula dalam kopi etc.
Kalau dalam perjamuan resmi orang bingung, mana yang mesti dipakai, bagaimana cara menaruh segala macam "cutlery" itu. Banyak orang Oz sendiri juga tidak tahu akan sopan santun menggunakan alat makan seperti itu, maka mereka lebih lihay kalo makan KFC, hamburgers, pizza, kentang goreng, dan es krim di dalam torong.

Akhirnya dunia ini sekurangnya dibagi dua: dunia orang sok aksi dan dunia orang urakan.
Bebas kok mau memasukkan diri ke golongan mana?

Anda pilih jadi orang urakan di tengah orang yang mentereng dan tahu etiket? Boleh saja, tapi harus tahan digrundeli: wong alasan seka ngendi kuwi! Sebaliknya orang yang "proper" (konon orang Belanda makan toast roti dengan pisau dan porok!!!) ditertawain oleh kaum urakan ...


Iss:
Aku lihat romo dari londo kalau makan pisang: dibelah dua dengan pisau, lalu masing-masing belahan dipotong potong, lalu ditusuk garpu dimakan sepotong sepotong.
aku heran, kenapa sih kalau dikupas, didilat, digigit, diemut, dikunyah, dileg.

Kalau ada romo tamu dari Amerika lebih enak dilihat, misal makan roti sandwich: cekel cek, mangap, cokot........ nyam nyam nyam....... ora usah dadak diiris peso, dicoblos porok barang. Wis to persis wong Jowo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar